SEPI

sepi menggelayuti fikiranku, hanya nyamuk dan suaranya.

senyum yang merekah tanda kedatangan seseorang, walau nampaknya tidak..

ku kedipkan mata ini dan kemudian biasa saja, tak ada yang berubah, tapi bayangan itu terus memutariku.

bayangan yang muncul semaunya, pernah muncul saat aku buang air besar, setelah itu dia sakit.

bayangan yang hadir saat sang sepi menggelayuti fikiran ini menoba mengatakan sesuatu, kata-katanya ambigu dan lembut sekali. sampai aku tergelitik geli.

ada warna merah tergambarkan oleh kata saat kita berdua..

hanya rembulan yang dapat melihat semuanya, dalam kebingungan, malam menjadi saksi antara kita. dalam alunan nafas yang bergejolak deras dengan kasih sayang tak terbas kita terikat dalam satu tempat menepati janji. menghela nafas seperti melepaskan penderitaan dari konyolnya dunia, mengubah jadi lelucon ringan yang kita makan habis.

sepi kini menggelayuti ku dan bayangan itu meredup tak datang lagi, semua keluar begitu saja dengan deras dari hayal ku dan sepi semakin menjadi terpenjara gelap malam. ku rindu bayang itu saat sepi.